Indonesia saat ini memiliki masalah gizi ganda yaitu Obesitas (kegemukan). Kejadian obesitas di seluruh Dunia meningkat hampir tiga kali lipat. Obesitas dapat ditemukan disemua tingkatan usia yaitu pada orang dewasa, remaja dan anak-anak. Berdasarkan data dari riset kesehatan dasar tahun 2018, angka penderita obesitas usia >18 tahun terjadi peningkatan yang begitu tinggi. Khusus untuk daerah Kalimantan utara masuk dalam kategori jumlah yang sangat tinggi dengan proporsi sekitar 26%. Prevelensi obesitas berdasarkan jenis kelamin diberbagai usia perempuan memiliki persentase lebih tinggi dari pada laki-laki. Proporsi obesitas sentral pada dewasa > 15 tahun dari tahun 2007 sekitar 18,8%, tahun 2013 26,6% dan pada tahun 2018 mencapai 31,0%. Untuk proporsi obesitas senral tersebut Kalimantan utara berada di atas garis merah melebihi 31%
Obesitas merupakan suatu keadaan ketidakseimbangan antara asupan makanan dan energi yang dikeluarkan sehingga dapat menyebabkan penumpukan lemak berlebih sehingga dapat menjadi penyebab munculnya berbagai penyakit tidak menular (PTM) dan merupakan faktor risiko penyebab kematian ke-5 di Dunia. Salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap peningkatan obesitas di seluruh Dunia adalah tingkat aktifitas yang lebih rendah, asupan makanan yang tidak tepat dan kepadatan energi dari diet.
Salah satu harapan seorang perempuan adalah hidup sehat dengan memiliki berat badan ideal, namun pada kenyataan saat ini angka kelebihan berat badan dan kegemukan pada perempuan semakin meningkat. Perilaku gaya hidup tidak sehat seperti kurang aktifitas fisik serta perilaku/diet makanan yang kurang sehat karena terlalu sering mengkonsusmsi makana gizi yang kurang seimbang dan mengkonsumsi makanan siap saji, sehingga tubuh menjadi tempat bertumpuknya kalori dan terjadi fat thickness yang lebih sehingga terjadi obesitas
Asupan harian digambarkan pada pola makan seseorang, pola makan dapat menentukan konstribusi terhadap kenaikan asupan harian energi yang masuk kedalam tubuh, sehingga dapat mempengaruhi energi dan menaikkan tingkat kejadian gizi lebih. Salah satu program gerakan nusantara tekan angka obesitas (GENTAS) adalah dengan melakukan pengaturan pola makan
Manfaat dari pengaturan pola makan pada penderita obesitas yaitu untuk menurunkan angka kejadian dengan cara pengaturan jumlah asupan nutrisi perhari, salah satu cara dengan menentukan pola makan. Pengaturan pola makan dengan menggunakan piring model T obesitas. Pengaturan pola makan tersebut memiliki fungsi ganda sebagai sumber serat juga sumber vitamin dan mineral yang kesemuanya sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk memelihara kesehatan.
Dampak ketika tidak dilakukan penelitian akan meningkatkan prevelensi obesitas pada perempuan yang mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit tidak menular seperti penyakit kanker, kardiovaskuler, diabetes, serta penyakit pencernaan yang menjadi penyabab utama kematian secara global dan ini berhubungan dengan perubahan gaya hidup. Dengan demikian penelitian ini penting dilakukan agar para perempuan mampu mengubah pola hidup dengan memperhatikan jenis makan yang dikonsumsi agar tubuh dapat memperbaiki kondisi fisik serta berat badan tetap ideal.
Hasil dari penelitian yang dilakukan penulis dengan judul “Pengaturan Pola Makan Perempuan Obesitas Terhadap Penurunan Berat Badan” dibuktikan dengan terjadinya penurunan berat badan sebelum dan setelah melakukan pengaturan pola makan menggunakan model piring T obesitas pada kelompok intervensi. Efektifitas dari pengaturan pola makan pada kelompok intervensi yang telah dilakukan dengan menentukan jumlah asupan makanan perhari selama 10 hari lamanya, dengan rata-rata responden menagalami penurunan berat badan sekitar 07-1,3 kg.
Pemantauan pola makan yang diaolikasikan dalam penelitian ini merupakan suatu mekanisme dalam mengatur jumlah input, frekuensi serta jenis makanan dengan tujuan untuk mempertahankan status asupan nutrisi, kesehatan, mencegah atau membantu kesembuhan penyakit. Pengaturan pola makan menggunakan piring model T yaitu jumlah sayur 2 kali lipat lebih banyak dari sumber makanan karbohidrat (nasi, mie, roti, pasta, dll), jumlah makanan sumber protein diusahakan sama dengan jumlah makanan karbohidrat, serta buah yang dikonsumsi minimal harus sama dengan jumlah karbohidrat atau jumlah protein
Ketentuan jumlah asupan harian yang dapat membantu menurunkan kepadatan energi makanan salah satunya dengan sarapan. Jenis makanan yang dikonsumsi dalam sehari baik jenis makanan pokok maupun makanan ringan akan berpengaruh terhadap manajemen berat badan. Sebagian besar anggota dari National Weight Control Registry, yang merupakan kumpulan orang-orang yang berhasil dalam menurunkan berat badan kurang lebih tiga puluh pon dan mampu mempertahankannya selama kurang lebih satu tahun, mengatakan bahwa sarapan setiap hari merupakan strategi untuk membantu pemeliharaan penurunan berat badan
Mengingat berbagai dampak nutrisi terhadap kejadian obesitas, beberapa strategi perlu dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat salahsatunya dengan meningkatkan kualitas makanan, pelabelan makanan wajib, mempromosikan makanan sehat dengan harga yang wajar, dan melindungi anak-anak dan remaja dari pemasaran makanan instan yang memiliki dampak negatif terhadap kesehatan adalah beberapa contoh tindakan yang diperlukan. Penerapan diet pada kelebihan berat badan dan obesitas sebaiknya dilakukan dalam jangka waktu lama selama sekitar 12 bulan. Lama waktu tersebut untuk melihat perbandingan kehilangan massa lemak dan massa tanpa lemak yang lebih besar dan massa ramping yang dilakukan dengan patuh