TARAKAN – Hingga saat ini pelaksanaan program Lembaga Latihan Kerja (LLK) terus berjalan. Diketahui, LLK merupakan program pelatihan yang dimaksudkan untuk menekan angka pengangguran dengan menciptakan tenaga ahli serta menciptakan lapangan baru. Sehingga setiap tahunnya pelatihan LLK secara terus dilakukan secara rutin dan sudah meluluskan ribuan peserta.
Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Perindustrian (Disnaker) Kota Tarakan Agus Sutanto menerangkan, di tahun 2022 Disnaker melaksanakan 28 paket jurusan pelatihan dan 10 paket jurusan diantaranya sudah hampir selesai. Sehingga dalam waktu dekat pihaknya akan kembali membuka 18 paket jurusan pelatihan hingga akhir 2022.
“Untuk pelatihan yang dilaksanakan LLK dan UPT lembaga latihan kerja, dan UPT Dinas LLK itu sudah berjalan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan oleh teman-teman UPT. Tahun ini kami mendapat 28 paket pelatihan yang 10 paket dilaksanakan ada yang sudah selesai ada yang masih berlangsung,”ujarnya, (4/5/2022).
“Kami sesuaikan dengan fasilitas kita dan infrastruktur kita. Jadi, kita jadwalkan memang setelah ini akan kami buka lagi, tinggal 18 paket pelatihan lagi. 1 jurusan ada yang terdiri dari beberapa kelas, karena 1 kelas terdiri atas 16 peserta saja,”sambungnya.
Dijelaskannya, sejak dibuka tahap pertama pendaftar pelatihan langsung membludak dibanjiri calon peserta. Tidak hanya itu, bahkan ada jurusan tertentu yang harus menolak peserta lantaran terbatasnya kuota yang tak bisa mengakomodir seluruh pendaftar.
“Bahkan ada beberapa jurusan yang memang peminatnya banyak sampai pendaftarnya tidak bisa diterima semua. Seperti las, otomotif, alat berat itu sampai tidak bisa diterima semua,”terangnya.
Dijelaskannya, penerimaan kuota melihat hasil survei permintaan kuota lapangan kerja dari industri. Sehingga dengan hasil survei maka ditentukanlah jumlah kuota sehingga lulusan dapat terserap secara maksimal.
“Kami maunya semua peminat bisa terakomodir. Hanya saja, karena keterbatasan kuota. Penerimaan itu juga tentunya melihat kebutuhan pasar, karena sebelumnya ada survei ke perusahaan berapa tenaga yang dibutuhkan kita sesuaikan lah jumlahnya dengam kebutuhan lapangan kerja,”tukasnya.
“Karena tujuan pelatihan kan supaya semua SDM bisa terserap lapangan kerja untuk menuntaskan pengangguran. Karena jumlahnya lebih banyak daripada lapangan kerja akan tetap menciptakan pengangguran,”lanjutnya.
Kendati demikian, menurutnya kecil kemungkinan lulusan pelatihan dapat menanggur. Hal itu disebabkan ilmu yang diajarkan tidak hanya dapat digunakan bekerja di perusahaan namun dapat digunakan untuk berwirausaha mandiri sehingga dapat menciptakan lapangan kerja baru.
“Tapi tidak semua jurusan itu kelanjutannya untuk melamar kerja. Ada banyak jurusan yang bisa menjadi wirausaha seperti kursus menjahit, otomotif, las, tata boga itu kan kalau selesai bisa membuka usaha sendiri,”terangnya.