TANJUNG SELOR – Meski GeNose telah resmi diterapkan di Pelabuhan Malundung Kota Tarakan, namun hal serupa belum diikuti oleh pelabuhan Tengkayu 1. Sehingga hal tersebut menimbulkan keprihatinan sebagian pihak. Salah satunya ialah Mantan Direktur Utama RSUD Tarakan, dr Wiranegara Tan.
Atas keprihatinan itu, dr Wiranegara berencana membuka fasilitas layanan Gajah Mada Elektronik Nose (GeNose) di Pelabuhan Tengkayu I atau ASDF Kota Tarakan, Kalimantan Utara (Kaltara).
Hal ini disampaikan langsung dr. Wira saapaan akrab Wiranegara Tan usai melakukan pertemuan bersama Gubernur Kaltara, Zainal Arifin Paliwang di Kantor Gubernur, belum lama ini.
“Saya telah meminta restu dan izin terkait pemasangan GeNose di Pelabuhan ASDF, Alhamdulillah Gubernur sangat resfect memberikan izin agar GeNose di SDF Tarakan dapat segera dipasang,” kata dr. Wira.
Dijelaskannya, pemasangan GeNose di Pelabuhan Tengkayu 1 sangat penting Apalagi di luar Kaltara saat ini terdapat banyak varian baru Covid-19. Sehingga, lanjutnya, perlu adanya upaya protek terhadap setiap pendatang, yang baru tiba di Bandara Juwata dan melanjutkan perjalanan melalui SDF.
“Kalau tidak ada protek melalui SDF, dikhawatirkan penularan Covid-19 di Kaltara semakin jadi, makanya saya meminta izin kepada Gubernur untuk menyiapkan fasilitas GeNose,” jelasnya.
Untuk layanan GeNose di SDF, dr. Wira memastikan semua perlengkapannya disiapkan secara mandiri, tanpa bantuan pemerintah. Pemerintah Provinsi (Pemprov), diharapkan dapat menyiapkan tempat dan membantu masalah perizinannya.
“Kita jangan sedikit-sedikit bebankan pemerintah, lagi pula layanan GeNose ini bisa diperoleh masyarakat secara mandiri dan harganya hanya Rp50 ribu, hanya saja yang dibutuhkan saat ini tempat dan izin di SDF dari Pemprov,” terang dr. Wira.
Dr. Wira menegaskan, pemasangan GeNose di SDF akan menyesuaikan kebutuhan yang ada. Saat ini, layanan GeNose yang terdapat di Kaltara baru ada di Bandara Juwata Tarakan, itu pun hanya untuk keberangkatan bukan kedatangan.
“Kan banyak penumpang yang tiba di Bandara Juwata langsung melanjutkan perjalanan melalui SDF. Nah di SDF ini lagi yang harus diprotek jangan sampai ada penumpang datang bawa virus ke setiap kabupaten dan kota di Kaltara,” tegasnya.
Sejauh ini, dr. Wira menuturkan pemanfaatan layanan GeNose sudah banyak dipahami dan diminati masyarakat. Selain harganya yang murah, alat pendeteksi buatan anak bangsa itu memiliki tingkat akurasi yang tinggi untuk mendeteksi virus.
“Di Bandara Juwata para penumpangnya sudah sangat mengerti menggunakan GeNose sebelum berangkat ke daerah tujuannya,” bebernya.
Disinggung masalah target kapan layanan GeNose dipasang di SDF, dr. Wira menyebutkan, secepatnya layanan tersebut disiapakan. Hanya saja, tetap harus melihat kondisi pengerjaan yang ada di lapangan.
“Kalau dari gubernur kita sudah dapat izin untuk pemasangan Genos di SDF, tapi kan kita harus siapkan dulu peralatan dan perizinannya, kalau dalam minggu ini selesai langsung kita aktifkan,” sebut dr. Wira.
Dr. Wira berkeinginan, pemasangan Genos ini dapat juga dipasang di sejumlah pelabuhan di Kaltara. Akan tetapi, saat ini pihaknya masih terkendala dengan mahalnya alat dan bahan yang habis pakai.
“Genos itu ada bahan yang habis pakai, dari Kementrian Perhubungan sendiri yang berencana pasang Genos di setiap bandara di Indonesia, baru terlayani sekitar 20-an bandara,” ujarnya.
Sementara itu, Gubernur Kaltara, Zainal Arifin Paliwang menambahkan, apa yang menjadi upaya dr. Wira untuk memasang Genos di Pelabuhan SDF akan mendapat dukungan penuh dari Pemprov Kaltara.
“Saya sangat mendukung Upaya dr. Wira yang ingin memasang GeNose di tempat lalu-lalang banyak orang, termasuk di SDF,” ucap Gubernur Zainal.
Layanan GeNose tersebut, lanjutnulya, selain harganya yang sangat murah hanya Rp 50 ribu, proses pendeteksian virusnya sangat cepat dan akurat. Sehingga, setiap warga yang terpapar Covid-19 dapat dengan segera terdeteksi.