TARAKAN –Provinsi Kaltara mengalami penurunan inflasi perbulan Juli 2022 dengan besaran 0,47 persen secara mounth to mounth (mtm) dari sebelumnya tercatat 0,53 persen pada Juni 2022. Penurunan Inflasi di Kaltara dipengaruh oleh Indeks Harga Konsumen (IHK), yakni Kota Tarakan dan Tanjung Selor masing-masing menyumbang sebesar 0,50 persen (mtm) dan 0,34 persen (mtm).
Saat dikonfirmasi, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Kaltara Tedy Arief Budiman menerangkan, penurunan tekanan inflasi pada periode Juli 2022 disebabkan oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau.
“Penurunan tekanan inflasi karena adanya penurunan komoditas sayur-sayuran seperti bayam, sawi hijau, dan kangkung yang kembali melanjutkan tren penurunan harga. Meskipun demikian, penurunan tekanan inflasi masih tertahan oleh beberapa komoditas hortikultura seperti bawang merah dan cabai rawit terkait kendala pada pasokan dari daerah penghasil,”ungkapnya, (4/8/2022).
Selain itu, inflasi pada kelompok transportasi khususnya pada komoditas angkutan udara juga masih terjadi di tengah masih tingginya harga avtur serta terbatasnya penerbangan di tengah peningkatan permintaan masyarakat. Lanjutnya, ia membahas tekanan inflasi kelompok makanan, minuman, dan tembakau berkontribusi atau memiliki andil 0,10 persen.
“Secara bulanan tercatat mengalami penurunan, yaitu 0,53 persen (mtm) pada Juli 2022 atau lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 0,70 persen (mtm).
Kondisi ini disebabkan oleh beberapa kelompok komoditas sayur-sayuran, seperti bayam, sawi hijau, dan kangkung yang melanjutkan tren penurunan harga akibat tercukupinya pasokan dari dalam Kaltara,”terangnya.
Dijelaskannya, meskipun Kelompok Transportasi memberikan andil 0,09 persen mengalami penurunan tekanan inflasi, capaian inflasi kelompok ini masih relatif tinggi yaitu 0,73 persen di Juli 2022.
Capaian tersebut lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 1,62 persen.
“Masih berlanjutnya kebijakan fuel surcharge pada tiket pesawat dan terbatasnya jumlah penerbangan di tengah peningkatan permintaan seiring momen liburan anak sekolah dan hari raya keagamaan menjadi faktor pendorong terhambatnya penurunan tekanan inflasi pada komoditas angkutan udara,”kata dia.
Ia menambahkan, di sisi lain, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga memberi andil 0,04 persen dan pada Juli 2022 secara bulanan tercatat mengalami inflasi sebesar 0,71 persen.
“Atau lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 0,61 persen. Kenaikan tekanan inflasi pada kelompok ini terutama disebabkan oleh komoditas sabun mandi cair andilnya 0,05 persen yang didorong oleh meningkatnya harga bahan baku sabun sehingga menaikkan biaya produksi sabun,” pungkasnya.