TARAKAN — Beberapa ahli memprediksi adanya potensi gelombang ketiga pada akhir 2021. Apalagi saat ini Indonesia telah membuka aktivitas masyarakat secara bertahap.
Tentunya masyarakat diimbau untuk bersiap dan melakukan upaya pencegahan sejak dini. Kendati demikian pemerintah terus mengejar kekebalan komunal atau herd immunity dengan program vaksinasi.
“Kita optimis capaian vaksinasi, bisa tembus 70 persen,” terang Ketua Tim Satgas Penanganan Covid-19, dr. Khairul, Senin (19/10/2021).
Lanjutnya,”Kalau kita belum herd immunity gelombang akan bolak-balik terjadi, makanya kita kerjar capaian vaksinasi itu,” tambahnya.
Selain itu, target vaksinasi teori herd immunity jika mengacu pada teori epidemologi itu minimal 80 persen. Namun oleh pemerintah diturunkan 65 persen khusus pandemi Covid-19.
“Minimal 80 persen jika kita mengacu pada teori epidomologi, tapi saat ini kita target 64.000 dengan dosis yang ada Insya Allah bisa selesai. Sehingga target 70 persen sudah mendekati,” tuturnya.
Senada dengan Walikota Tarakan, Sulidah S.Kep NS M.Kep Akademisi Kesehetan sekaligus Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Borneo Tarakan (UBT) menuturkan dalam pandangannya ada dua hal yang menjadi faktor penentu diantaranya ialah percepatan vaksinasi.
“Pertama tentu saja percepatan vaksinasi Covid-19 itu sendiri, yang sampai saat ini setahu saya masih diangka kisaran 30 menuju 40 persen, dan itu saya kira cukup jauh dari target minimum mencapai herd imunity, karena untuk mencapai herd imunity itu minimal 70 persen warga sudah melaksanakan vaksinasi,” terangnya.
Lanjut Sulidah, selain vaksinasi bahwa penerapan protokol kesehatan juga sesuatu hal yang begitu penting dalam proses bantuan, menurun nya kasus Covid-19.
“Selain vaksinasi tentu saja berkaitan dengan protokol kesehatan (Prokes) apalagi dimasa-masa sekarang ini yang vaksinasi belum tuntas, masih dalam perjalanan menuju setengah dari target yang diharapkan secara minimalnya,”
“Maka tentu saja pelaksanaan kepatuhan terhadap prokes itu suatu yang penting, meskipun kita tahu, sekarang berada dalam masa penurunan jumlah kuantitas maupun kualitas kasusnya menurun dan cenderung melandai,” pungkasnya. (*)