TARAKAN – Sebagai upaya melestarikan budaya tak benda, masyarakat Kota Tarakan kembali menggelar adat budaya Dumud yang dilaksanakan di Jalan Agus Salim Kelurahan Selumit Kecamatan Tarakan Tengah Kota Tarakan. Budaya Dumud memiliki arti pesta bagi masyarakat yang ada di darat yang dikemas ke dalam pertunjukan seni khas suku Tidung.
Saat dikonfirmasi, Ketua Panitia Budaya Adat Dumud, Usman Najrid Maulana mengatakan tahun ini merupakan tahun ketiga Dumud digelar. Tak hanya pertunjukan seni, hal ini juga dinilai untuk melestarikan budaya tak benda di Bumi Paguntaka.
“Untuk pelaksanaan Dumud pertama kali dilaksanakan pada 2018, tahun kedua di tahun 2020 dan tahun ketiga di tahun 2022.
Pelaksanaan pagelaran budaya Dumud ini berlangsung sejak 19 hingga 24 Desember 2022. Diinisiasi oleh Rumah Panggung Pagun Tengara Art Ploration pihaknya mengajak Gabungan Warga Selumit (Gawas) untuk turut menjadi panitia penyelenggara pelaksanaan pertunjukan seni ini,”ujarnya, (24/12/2022).
Lanjutnya, ia menerangkan hampir seluruh etnis yang ada di wilayah Selumit bergabung untuk mensukseskan kegiatan Dumud ini. Adapun tema yang diangkat pada Dumud ketiga ini ialah Gesinggau Imbayud yang artinya bersama beriringan.
“Rangkaian kegiatannya tetap seperti tahun 2018, pertama karnaval budaya dan hampir semua masyarakat terlibat antusias juga, dilanjutkan dengan acara sukab sungud yang artinya buka bicara,” bebernya.
Lanjutnya, rangkaian acara selanjutnya ialah Kiwon Gengkasi yang artinya kasih sayang. Secara kebetulan rangkaian acara ini berlangsung dan bertepatan dengan Hari Ibu. Selanjutnya terdapat pulau rangkaian Berudot Mulud Nabi dan akan dilanjutkan dengan Sumpur Arsyakal. Pada rangkaian selanjutnya ada pula Bekerangan Gambus Bedindang dan ditutup dengan Kiwon Bebingkai.
Ia menuturkan, adapun pagelaran budaya melibatkan warga sekitar dan juga pelajar di Kota Tarakan. Menariknya lagi tak hanya pelajar yang ada di sekolah umum namun juga pelajar asal Sekolah Luar Biasa (SLB) turut andil menampilkan sebuah karya.
“Di sini juga ada bazar dan makanan khas masyarakat tradisional suku Tidung, ada juga UMKM terlibat untuk meramaikan kegiatan budaya adat Dumud di sepanjang jalan Selumit,” jelasnya.
Dijelaskan Usman, meski pelaksanaan budaya Dumud baru memasuki tahun ketiga, Usman berharap agar pagelaran seni ini dapat dikenal luas oleh masyarakat. Untuk diketahui Dumud juga masuk ke dalam kalender of event.
“Kami berharap kegiatan Dumud ini nantinya mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah. Pelaksanaan Dumud di tahun ini mendapatkan support dari Pemerintah Provinsi Kaltara. Meski anggaran yang dikeluarkan terbilang masih kurang kami telah mengantisipasi untuk mengumpulkan dana swadaya dari masyarakat Selumit,”jelas dia.
“Jadi kami yakin dan percaya dari pemerintah memang support, didukung penuh oleh Provinsi Kaltara, kalau Pemkot Tarakan juga akhirnya memperhatikan untuk kesuksesan acara ini. Intinya berharap kepada pemerintah untuk coba dipikirkan anggarannya, karena ini dibantu warga juga. Untuk acara kurang lebih seminggu rasanya kalau Rp 80 juta potong pajak jauh dari kata cukup, yang pada akhirnya melibatkan swadaya,”pungkasnya.