Belum Ada Laporan Masuk Ke Indonesia, Dinkes Tarakan Tetap Imbau Warga
TARAKAN – Kepala Dinkes Tarakan, dr.Devi Ika Indriarti mengungkapkan, terkait merebaknya Virus Nipah di India, saat ini turut menjadi perhatian Kemenkes. Namun demikian, ia membeberkan jika saat ini belum ada surat edaran resmi dari Kementerian Kesehatan yang dikeluarkan terkait pencegahan virus nipah.
“Saat ini kami masih menunggu dari Kemenkes jika ada langkah atau instruksi lanjut. Yang jelas Virus Nipah ini penyebarannya melalui zoonosis yang ditularkan melalui hewan. Bukan dari manusia ke manusia tapi dari hewan ke manusia,”katanya.
Dikatakannya, Virus Nipah termasuk dalam kelompok Paramyxovirus yang merupakan virus RNA. Kelompok virus ini juga dapat menyebabkan penyakit lain, seperti pneumonia, gondongan, dan campak. Namun, virus Nipah memiliki karakteristik khusus yang membuatnya menjadi ancaman serius. Lanjutnya, penularan virus Nipah dapat terjadi ketika manusia bersentuhan langsung dengan cairan tubuh hewan yang terinfeksi, seperti air liur, darah, dan urine. Selain itu, beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa seseorang bisa terinfeksi Virus Nipah melalui konsumsi daging hewan yang terinfeksi, terutama jika daging tersebut dimasak kurang matang.
“Selain penularan dari hewan ke manusia, Virus Nipah juga diketahui dapat menular dari manusia ke manusia. Ini terjadi melalui kontak langsung dengan pasien yang terinfeksi, terutama ketika pasien berada dalam kondisi yang menghasilkan banyak sekali cairan tubuh, seperti air liur,”urainya.
Diungkapkannya, meski belum ada laporan masuk Ke Indonesia, namun pemerintah telah membangun kewaspadaan dini terkait adanya Virus Nipah, namun pihaknya masih menunggu lagi secara resmi untuk juknis. lanjutnya, pemerintah Indonesia melalui Kemenkes pasti sudah bersiap untuk kewaspadaan dini. Termasuk di pintu-pintu masuk. Adapun ciri-ciri atau gejala, ia menjelaskan lagi bahwa yang berakibat fatal sebenarnya pada hewan termasuk peternakan.
“Ada juknis dulu baru buat surat edaran. Walaupun saat ini kita sudah tahu heboh ada Virus Nipah. Kemudian penyebarannya ditularkan pemakan buah, misalnya kelelawar, terus nanti setelah itu buahnya tertularnya ke manusia. Kita menunggu kemenkes terkait Virus Nipah ini,”tutupnya. (ASU)